Ketapang//Thekalimantanpost.com
Potensi Pulau Gelam dengan kekayaan
Alamnya mesti dimanfaatkan untuk
Kesejahteraan masyarakat.
Warga kelahiran Pulau Gelam di Desa Kendawangan Kiri, Kecamatan Kendawangan, Rahmat (62) mengaku bersyukur dengan kabar akan masuknya investasi di sektor pertambangan di daerah asalnya itu.
Rahmat mengaku, kalau sebelumya ia bersama keluarganya telah mendiami pulau itu selama lebih dari tiga puluh tahun. Disana mereka mengandalkan hasil laut dan pertanian sebagai mata pencarian. Namun pendapatan dari usaha itu jauh dari kata cukup untuk kebutuhan keluarga.
Pihaknya mendukung masuknya investasi di wilayah itu dengan harapan bisa menjadi salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar.
“Jaman-jaman orang tua kami dulu yang pernah saye tinggal di pulau ini hanya tempat bercocok tanam dan mencari ikan disekitar perairan pulau itu. Dengan adanya rencana usaha tambang ini, saya merasa bersyukur setidaknya bisa berdampak pada perekonomian masyarakat,” kata Rahmat, Selasa (13/06/23).
Ia memiliki harapan besar, jika nantinya investasi telah masuk dan beroperasi di pulau itu, warga setempat dapat dilibatkan sebagai pekerja di perusahaan.
“Kami harap dapat dilibatkan sebagai karyawan, karena kami yang paham seluk beluk pulau itu,” ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan Andi Herda (37) yang mengaku leluhurnya adalah penghuni awal di Pulau Gelam. Menurutnya, saat ini saja, mereka sudah terbantu dengan kehadiran perusahaan terkait dengan penghargaan atas jasa orang tuanya membuka dan mengusahakan pulau gelam sebagai salah satu daerah pemukiman.
“Lahan kami yang dulunya kami anggap tak ad nilai, sekarang memiliki nilai dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat pulau Gelam termasuk warga yang tanahnya tidak terkena sebagai rencana lokasi tambang juga dapat manfaat. Jadi kami bersyukurlah,” ucap Andi Herda.
Dikesempatan itu, pemuka warga, Tarbiin Rahmadani (47) atau dikenal keseharian nama Pak Tunggal, turut menguatkan keterangan yang diutarakan warga pulau tersebut.
Menurutnya, setiap perusahaan terikat dengan ketentuan pelibatan warga setempat sebagai pekerja dan diharuskan memberikan bantuan sosial berupa dana Corporate Social Responsibility atau CSR.
“Saya rasa dengan adenya perusahaan masuk, pasti ada dampak positif ekonomi bagi masyarakat Kendawangan dan masyarakat sekeliling pulau itu. Yang mana masyarakat belum ad pekerjaan minimal bisa numpang kerja ataupun bisa ada berkembang ekonomi masyarakat disana dengan misalnya berjualan atau sebagainya disana,” tuturnya.
“Nantipun kan ada tu bantuan CSR perusahaan, bisa dimanfaatkan kearah positif,” sambungnya.
Ia mengaku sempat menyaksikan warga secara sukarela menyerahkan lahan mereka kepada perusahaan untuk diteliti terkait kandungan tambang yang dimiliki pulau kosong tersebut.
“Soal itu, saya sebagai saksi bersama dengan pimpinan Kecamatan, masyarakat secara sukarela melepaskan tanahnya diusahakan perusahaan,” ungkapnya.
Terkait dengan ancaman kerusakan lingkungan (deforestasi) menurut dia, itu penilaianya harus dilakukan oleh instansi yang berwenang, bukan orang per orang.
“Ade hasil riset dari Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup, pemerintah yang tahu. Yang jelas kami masyarakat mendukung sepanjang tidak bertentangan dengan aturan pemerintah,” terangnya.
Sementara itu, tak berbeda dengan warganya, Kepala Desa Kendawangan Kiri Pusar, juga memiliki pandangan serupa.
Dia menegaskan mendukung perusahaan tambang pasir kuarsa beraktifitas di pulau tersebut dengan syarat perusahaan harus memberdayakan penduduk sekitar.
“Masyakarat dapat berkecimpung untuk bekerje, kan itu, tapi sekarang pun sudah terlihat positifnye, warga dapat kompensasi hasil dari pembebasan lahan, bisa menyewa motor kelotok warga, disewakan ke perusahaan untuk angkutan orang dan barang ke pulau itu,” paparnya.**kp