Thekalimantanpost.com, Ketapang – Presiden Republik Indonesia (RI), H Joko Widodo memberikan pengarahan kepada Kepala Daerah se-Indonesia secara virtual atau video conference (Vidcon), Rabu (28/4). Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ketapang mengikuti pengarahan ini. Di antaranya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ketapang, M Febriadi.
Kemudian H Farhan Wakil Bupati, Letkol Kav Suntara Wisnu Budi Hidayanta Komandan Kodim 1203 dan Suherman Pj Sekda. Kompol Jonathan David SIK Wakapolres Ketapang dan Lettu Laut (P) Didik Kurniawan perwakilan Danlanal Ketapang. Serta Alamsyah Kepala Kejaksaan Negeri, para Asisten Sekda dan lainnya.
Kegiatan yang diikuti Forkopimda Ketapang ini dilaksanakan di Kantor Bupati Ketapang. Presiden dalam sambutannya mengatakan pertemuan ini diadakan karena ada dua hal penting yang ingin disampaikan. Yakni berkaitan dengan Covid-19 dan ekonomi.
“Kenapa Covid-19, karena kita tahu perkembangan Covid-19 di India pada November ke Oktober November. Serta Januari berhasil melandaikan curvanya dan kuncinya adalah mikro lockdown,” kata Presiden dalam sambutannya tersebut.
Presiden melanjutkan saat itu di India berhasil menurunkan 10.000 kasus perhari. Sehingga diadopsi di Indonesia menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Namun kemudian terjadi lonjakan besar di India menjadi 350 ribu kasus aktif perhari.
Hal ini ditegasakan Presiden harus menjadi kehati-hatian semuanya. Sehinggabsekecil apapun kasus aktif yang ada di provinsi dan kabupaten/kota jangan kehilangan kewaspadaan. Semua harus mengikuti angka-angkanya atau curva-curvanya.
“Ikuti harian dan begitu naik sedikit segerakan untuk ditekan kembali agar terus menurun. Sebentar lagi kita akan libur panjang Idul Fitri. Ingat tahun lalu ada empat libur panjang yang kenaikan kasus Covid-19 sangat melonjak,” ungkap Presiden.
“Libur Idul Fitri tahun lalu naik sampai 93 persen dan libur Agustus tahun lalu naik sampai 119 persen. Kemudian libur pada Oktober naik 95 persen dan libur tahun baru kemaren naik sampai 78 persen,” lanjutnya.
Selanjutnya Presiden menyampaikan berkaitan dengan ekonomi dan melihat kondisi sekarang. Maka semua harus dapat bekerja sama menekan lajunya penyebaran harian kasus Covid-19. “Maret dan April ini sudah kelihatan ekonomi sudah hampir menuju pada kondisi normal,” tutur Joko Widodo.
“Sehingga target kita secara nasional di 2021 ini target pertumbuhan ekonomi kita 4,5 sampai dengan 5,5 persen. Target ini bisa kita capai sangat tergantung sekali pada pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua Tahun 2021. Artinya apa, April, Mei dan Juni ini sangat-sangat menentukan,” sambungnya.
“Kalau kita bisa menekan Covid-19 nya tanpa membuat goncangan di ekonomi. Maka inilah sebuah keberhasilan dan target kita kurang lebih 7 persen harus tercapai. Kalau itu bisa tercapai maka untuk kuartal yang berikutnya lebih memudahkan,” lanjut Presiden.
Sebab itu Presiden mengajak seluruh provinsi dan kabupaten/kota segerakan belanja Pemerintah Daerah. “Belanja APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah-red) segerakan. Karena angka-angka yang saya lihat yang tinggi itu baru belanja pegawai dan itu pun baru 63 persen,” jelasnya.
“Belanja modal per Maret baru 5,3 persen. Padahal yang namanya perputaran uang disebuah daerah itu sangat menentukan pertumbuhan ekonomi. Saya sudah sampaikan kepada Mendagri untuk mengingatkan semua daerah agar mensegerakan belanja APBD. Baik itu belanja aparatur dan belanja modal,” tutup Presiden. (bnd)