Thekalimantanpost.com, Ketapang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Ketapang menerima 8.375 vaksin covid-19 per tanggal 22 Juni 2021. Ini diungkapkan oleh Sekretaris Dinkes Ketapang, M Ikbal. Menurutnya hampir semua vaksin yang diterima tersebut juga sudah didistribusikan atau disalurkan.
“Pemakaian vaksin corona Sinovac per tanggal 22 Juni. jumlah yang diterima 4.920 dan habis semua didistribusikan ke puskesmas-puskesmas. Serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agoesdjam, Rumah Sakit (RS) Fatima dan RS Permata Bunda Ketapang,” ungkap Ikbal saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (24/6).
Ia menambahkan selanjutnya vaksin AstraZeneca diterima pihaknya sebanyak 245. Vaksin ini yang sudah didistribusikan 32 sisa 213. “Tapi yang 213 ini mungkin sekarang sudah didistribusikan juga hanya datanya belum masuk,” tuturnya.
“Kemudian vaksin corona PEK multi dus kita terima 3.210 dan yang sudah distribusikan 2.215 sisanya 1.995. Data ini per 22 Juni saja jadi sebelum-sebelumnya selama 2021 ini juga sudah ada kita terima dan didistribusikan,” lanjutnya.
Ikbal mengungkapkan selama pelaksanaan vaksinasi terdapat beberapa kendala. Di antaranya ada isu hoax yang beredar di masyarakat melalui media-media sosial. “Isunya bahwa vaksinasi berdampak ini itu lebih kepada hal negatif,” ujarnya.
“Pada hal kadang hanya dampak KIPI yakni kejadian ikutan pasca imunisasi. Misalnya ada yang pingsan, bengkak dan lain sebagainya. Sehingga membuat masyarakat jadi sungkan ikut vaksinasi,” lanjutnya.
Ia menerangkan kendala lain yakni ketersediaan vaksinasi juga sempat putus-putus atau tidak kontinue. “Bagi kami terutama yang menangani vaksinasi ada keuntungannya juga karena bisa istirahat sejenak. Karena petugasnya kalau sedang menangani vaksinasi full time dari pagi sampai sore,” ungkapnya.
“Pagi berkemas-kemas kemudian siang hingga sore terus melakukan vaksinasi. Setelah selesai berkemas lagi dan terus berulang kegiatan begitu tiap ada vaksinasi,” lanjutnya.
Ikbal menambahkan antusias guru untuk datang ikut vaksinasi juga masih belum maksimal. Bahkan lebih sedikit yang datang dibanding yang belum ikut vaksinasi. “Jadi kalau misalnya untuk guru diutamakan tapi karena yang ikut kurang,” jelasnya.
“Maka misalnya dalam satu botol untuk sepuluh orang divaksin. Tapi karena guru hanya lima yang ikut maka selebihnya kita berikan kepada masyarakat umum. Memang masyarakat umum juga merupakan target,” sambungnya.
“Tapi kalau memang diutamakan untuk ASN atau seperti para guru. Sebaiknya untuk guru didahulukan karena mungkin mereka akan berinteraksi dengan murid-muridnya.
Tapi sebagian masyarakat juga memang tak mau divaksin,” lanjutnya.
Sebab itu Ikbal mengimbauan kepada masyarakat secara keseluruhan gar ikut segera vaksinasi covid-19. Lantaran sangat penting untuk melindungi diri sendiri, keluarga dan orang lain di sekitar kita. Serta memutus mata rantai penyebaran hingga meniadakan kasus covid di Ketapang.
“Memang meski sudah divaksin ada yang masih terkena covid. Tapi tidak menimbulkan dampak yang berat sehingga program Pemerintah untuk melindungi masyarakat bisa tercapai. Namun tentu harus mendapatkan dukungan semua masyarakat dengan ikut divaksin,” harapnya. (bnd)