Thekalimantanpost.com, Ketapang – Raja Hulu Aik Desa Sembilan Domong Sepuluh akan menggelar Ritual Adat Maruba di Kecamatan Simpang Dua, Jumat hingga Sabtu (25-26/6). Kegiatan ini merupakan agenda rutin Raja Hulu Aik yang diselenggarakan setiap tahun tiap tanggal 25 – 26 Juni. Pada 2021 ini direncanakan acara akan dihadiri Komandan Lantamal (Danlantamal) XII Pontianak, Brigjen TNI (Mar) Andi Rukman.

“Acara adat Maruba kali ini akan dihadiri Bupati Ketapang dan Danlantamal XII Pontianak. Para Domong Adat dari Ketapang, Sanggau, Sekadau, Kalimantan Tengah. Serta para Ketua DAD (Dewan Adat Dayak-red) dan masyarakat adat Ketapang,” kata Patih Jaga Banua, Alexander Wilyo yang akan dilantik Raja Hulu Aik dengan gelar Patih Jaga Pati kepada Thekalimantanpost.com di Ketapang, Rabu (23/6).

Alexander mengungkapkan acara Maruba pada 2021 ini agak berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Lantaran pada tahun ini diselipkan acara Kisar Pesalin Patih Jaga Pati Desa Sembilan Domong Sepuluh. Dilanjutkan acara Pengukuhan Sembilan Domong Kerajaan Hulu Aik. Serta Pengukuhan Lembaga Adat Petinggi Mangku Dangeri I Kecamatan Simpang Dua.

Ia menjelaskan karena itu, kegiatan Maruba tahun ini pertama diselenggarakan upacara Adat Maruba. Ritual Maruba diawali dengan ritual adat Pembukaan Maruba di kediaman Raja Hulu Aik, Kamis 24 Juni pukul 19.30 – 24.00 WIB. Pada acara pembukaan ini diadakan juga begendang dan menari adat.

“Keesokan harinya, Jumat, 25 Juni acara Maruba diawali dengan serangkaian persiapan. Mulai sari beramu atau mencari bahan-bahan untuk ritual adat Maruba ke hutan dan mempersiapkan bahan-bahan sesajiannya,” ungkapnya.

Alexander melanjutkan pelaksanaan ritual Adat Maruba akan dilangsungkan di Ruang Situs Kerajaan Hulu Aik dijadwalkan pukul 13.00 – 15.30 WIB. Pada kesempatan inilah Raja Hulu Aik, Petrus Singa Bansa akan membersikan Pusaka Bosi Koling berupa sebilah keris. Serts benda pusaka-pusaka Kerajaan Hulu Aik lainnya seperti tongkat rakyat, unggun tembaga, jangka damar, batu udang dan lain-lain.

“Setelah membersihkan barang-barang pusaka, Raja Hulu Aik akan menggantikan pakaian pusaka di ruangan yang sama. Kemudian dilanjutkan acara Ritual Buang Sial di Sungai Krio, pukul 15.30 hingga 16.30 WIB,” jelasnya.

Menurut Alexander pada acara buang sial ini, Raja Hulu Aik memandikan warga di pemandian Raja di Sungai Krio. Raja Hulu Aik duduk di tangga pemandian terbuat dari kayu ulin atau belian. Kemudian menyirami warga yang mandi dengan maksud hendak membuang segala sialnya.

Setelah selesai dilanjutkan acara adat Timang Tanduk Sengiang Holang di kediaman Raja Hulu Aik pukul 16.30 hingga 18.30 WIB. “Pada acara ini, Raja Hulu Aik beserta tamu undangan minum tuak di tanduk. Acara adat Timang Tanduk Sengiang Holang ini diiringi musik tradisional begendang dan tarian adat,” tuturnya.

Ia menambahkan pada Sabtu (26/6) dilanjutkan caata Kisar Pesalin Patih Jaga Pati Desa Sembilan Domong Sepuluh di Kediaman Raja Huku Air pukul 09.00 hingga 10.00 WIB. Pada acara ini, Raja Hulu Aik akan melantik dirinya, Alexander Wilyo Patih Jaga Banua dengan Gelar Patih Jaga Pati.

“Setelah acara Kisar Pesalin, dilanjutkan ritual Pengukuhan Mangku Dangeri I Kecamatan Simpang Dua di kediaman Raja Hulu Aik pukul 10.00 hingga 11.00 WIB. Pada acara ini Raja Hulu Aik akan mengukuhkan secara adat para pengurus atau pemangku Lembaga Adat Petinggi Mangku Dangeri I, Kecamatan Simpang Dua,” jelasnya.

“Usai itu adalah acara puncak Maruba yakni acara Bayar Niat di Keramat Raja Hulu Aik pukul 11.00 hingga 12.00 WIB. Pada kesempatan ini, Raja Hulu Aik memberi kesempatan kepada siapapun untuk membayar niatnya secara pribadi. Seluruh rangkaian acara Maruba dilaksanakan dengan menerapkan Protokol Kesehan,” sambungnya.

“Akhirnya, semoga ritual Adat Maruba tahun 2021 ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih positif. Di antranaya terhadap pelestarian adat, budaya dan tradisi kususnya bagi masyarakat adat Dayak di tanah Borne tercinta ini,” tutup Alexander. (bnd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *